PENINGKATAN PRODUKSI KELAPA SAWIT PADA LAHAN GAMBUT

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Share on telegram

Kelapa sawit merupakan tanaman penghasil minyak yang dikembangkan di berbagai negara tropis termasuk Indonesia. Pengembangan perkebunan kelapa sawit terus dilakukan karena merupakan komoditi penghasil minyak yang terdiri dari minyak mentah (CPO atau Crude Palm Oil) dan inti atau kernel.

Sejauh ini, perluasan pertanaman kelapa sawit di Indonesia semakin bertambah dan dilakukan tidak hanya pada lahan optimal, tetapi juga pada lahan marginal. Lahan gambut merupakan salah satu lahan marginal yang menjadi target penanaman kelapa sawit. Pemanfaatan lahan gambut untuk tanaman kelapa sawit telah banyak dilakukan oleh perusahaan dan petani. Hal ini dikarenakan kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik pada lahan gambut asalkan dikelola dengan baik.

Untuk meningkatkan kesuburan tanah gambut dan memperbanyak produksi tanaman, pengelolaan lahan gambut secara umum harus diperhatikan pemupukan, ameliorasi, pengelolaan drainase dan pemilihan varietas yang tepat.

Pemupukan sangat diperlukan pada lahan gambut karena kadar hara lahan gambut sangat rendah. Pemupukan perlu dilakukan dengan pemberian pupuk makro dan mikro yang cukup. Pupuk kalium, phosfor, nitrogen, magnesium, dan boron merupakan pupuk yang penting. Komposisi pupuk yang diberikan tergantung umur tanaman. Pada tanaman yang belum menghasilkan buah, pupuk N perlu diberikan lebih banyak. Setelah berbuah, pupuk, K dan P perlu lebih banyak. Pupuk mikro terutama boron perlu diberikan mengingat gambut sangat miskin unsur mikro.

Selain pemupukan, ameliorasi atau penambahan bahan pembenah tanah juga perlu dilakukan. Ameliorasi bermanfaat untuk meningkatkan pH, kejenuhan basa dan kandungan Kalsium, Magnesium tanah gambut. Pemilihan amelioran yang tepat akan sangat mempengaruhi kesuburan tanah. Kompos tandan kosong kelapa sawit sangat bagus untuk dijadikan sebagai amelioran. Hal ini dikarenakan kompos tandan kosong kelapa sawit memiliki kandungan utama hara makro Kalium, sedangkan tanah gambut umumnya memiliki kandungan Kalium yang rendah. Perbaikan sifat kimia tanah pada aplikasi tandan kosong kelapa sawit akan meningkatkan produksi Tandan Buah Segar (TBS), meningkatkan pertumbuhan generatif tanaman kelapa sawit belum menghasilkan dan meningkatkan jumlah tandan, berat tandan dan produktivitas kelapa sawit. Selain itu pemanfaatan amelioran ini dapat mengurangi biaya pupuk organik untuk tanaman kelapa sawit hingga 60%.

Upaya pemupukan dan ameliorasi pada pertanaman kelapa sawit dilahan gambut dilakukan dengan menggunakan pupuk kandang, pupuk lengkap dan kompos tandan kosong kelapa sawit dengan perbandingan 15 kg kompos tandan kosong kelapa sawit : 2 kg Urea : 2 kg SP-36; 2,5 kg KCl dan 1,2 kg Kiserit melalui manajemen budidaya yang baik akan menghasilkan produksi TBS kelapa sawit yang tertinggi.

Upaya peningkatan produksi kelapa sawit di lahan gambut tidak hanya dipengaruhi oleh aplikasi pupuk dan ameliorant, namun drainase dan pemilihan varietas yang tepat juga penting. Drainase adalah suatu upaya untuk mengontrol ketersediaan air tanah pada lahan. Saluran drainase pada lahan gambut diperlukan untuk mengatur tinggi muka air tanah sesuai kebutuhan tanaman. Kedalaman drainase yang ideal untuk pertanaman kelapa sawit adalah 60 – 80 cm. Pembuatan drainase berupa parit juga sangat dianjurkan pada lahan gambut. Dengan drainase parit, dapat mencegah banjir dan membuang kelebihan asam organik beracun.

Gambut memiliki kapilaritas yang besar sehingga gambut cepat kering dan air tanah sulit naik ke atas sampai permukaan tanah. Untuk itu pembuatan drainase yang berlebihan (over drainage) harus dihindari agar tidak terjadi kekeringan tanah gambut yang menyebabkan terjadinya hidrofobisitas atau munculnya sifat kering tidak balik. Upaya untuk menjaga tanah gambut tetap lembab, maka pengaturan kedalaman muka air tanah menjadi kuncinya. Caranya dengan mempertahankan ketinggian muka air tanah pada saluran drainase. Tinggi muka air tanah yang optimal untuk mendukung produksi TBS adalah 70 cm.

Terakhir, upaya peningkatan produksi kelapa sawit di lahan gambut adalah pemilihan varietas yang tepat. Varietas dengan batang tanaman lebih pendek tetapi memiliki produksi yang tinggi sangat cocok untuk ditanam di tanah gambut. Batang pendek akan mengurangi peluang batang menjadi miring di tanah gambut. Varietas kelapa sawit yang cocok untuk tanah gambut antara lain varietas Dumpy, SP540, Yangambi, dan Langkat. Varietas tertinggi adalah DxP Yangambi dengan potensi TBS yang dihasilkan mencapai 39 ton per hektare per tahun.

Mugi Lestari (PP BPPSDMP Kementan)

Sumber :

Lutfi Izhar, Suci Primilestari dan Salwati, 2021. Peningkatan Produksi Kelapa Sawit Melalui Pemupukan dan Ameliorasi Serta Tinggi Air Tanah Pada Lahan Gambut. BPTP Jambi dan BPTP Riau. Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri Vo 27 (2), Agustus 2021.

Ida Nur Istina, Benny Joy dan Aisyah D Suyono, 2014. Peningkatan Produktifitas Lahan Gambut Melalui Teknik Ameliorasi dan Inokulasi Mikroba Pelarut. BPTP Riau dan Fakultas Pertanian Univ. Padjadjaran. Jurnal Agro Vol. 1 (1), Desember 2014

Dr. Ir. Suwardi, M.Agr, 1917. Begini Cara Mengembangkan Kelapa Sawit di Lahan Gambut. Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Begini Cara Mengembangkan Kelapa Sawit Di Lahan Gambut – The Palm Scribe

Sumber : http://cybex.pertanian.go.id

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Share on telegram

About Us

Menjadi Mitra Pemerintah, Pengusaha, Lembaga dan Masyarakat Tani Yang Tangguh dan Unggul Dalam Kesejahteraan Petani dan Pemerataan Lapangan Kerja Serta Pendapatan Masyarakat Menuju Baitullah

Office

Kantor Makassar

  • Jl. Abdullah Dg.Sirua No. 226 B Makassar - Indonesia
  • biotawisata@gmail.com
  • 081242654363

Kantor Surabaya

  • Jalan Ploso Timur Lorong 7A No. 153 Tambak Sari Kota Surabaya - Jawa Timur

©2023  |  

Biota Group  |  

Cari Berita ?

Mau Lihat Arsip ?

Arsip Berita Kami